Postingan

Hapus Social Media?

Dulu dan Sekarang Gue baru aja hapus akun social media gue. Iya, facebook, akun gue itu udah resmi gue hapus –dan juga twitter baru-baru ini aja pas rilis konten ini. Pukul 00:00 WIB di hari Kamis, 24 Maret 2022 yang lalu, di saat itu lah gue hapus. Kenapa gue hapus? Inilah yang bakal gue bahas ditulisan kali ini. Simak terus. Sebelum jelasin hal itu, gue pengen kita sadar bahwa kita hidup di era informasi terbuka. Terkhususnya lima tahun terakhir bahkan lebih, informasi sekarang beredar sangat teramat cepat. Minusnya, sangkin cepatnya informasi ini, kita seakan-akan kehilangan cara berpikir kita. Kita terjebak dengan asumsi internet selalu benar. Di lain sisi, informasi yang cepat dan faktual ini ternyata tidak semuanya layak dan butuh untuk kita konsumsi sehari-hari. Gue enggak benci hidup atau terlahir dan besar di era sekarang ini, enggak sama sekali. Bahkan gue bersyukur dengan kemajuan informasi dan teknologi di masa sekarang ini, segala halnya menjadi lebih mudah, dan tr...

Hukum 10.000 Jam

Lu jago apa? Ngomong-ngomong, kalian punya kemampuan khusus enggak sih teman-teman? Yang bikin kalian jadi pusat perhatian, minimal di lingkungan kalian masing-masing. Iya, karena hitungan jago di kemampuan tersebut –minimal diandalin atau dijagoin sama teman-teman soal kemampuan tersebut. Jago main bola? Jago gombal? Jago ngerayu? Jago ngebuat cewek naksir? Jago memimpin tim? Jago ngehost? Jago nyanyi? Jago judi? Jago ngutang? Hehe. Atau jago apalagi ya? Boleh dong tulis di kolom komen. Gue berterima kasih banget kalau kalian mau komen. Hehe. Kita lanjut. Sukses 10.000 jam Iya, untuk punya skill di satu bidang tertentu emang enggak gampang. Ada banyak lika-liku yang perlu kalian jalani, dan ngerasain pahit-manis nya pengalaman. Mungkin kalian pernah mendengar hukum 10.000 jam. Kalau kalian banyak baca buku motivasi ataupun pengembangan diri, hukum ini sering banget disebut-sebut. Menurut hukum ini –kata si pencetus nya hukum ini yaitu Malcolm Gladwell– kita perlu menghabiska...

Bicara soal masa depan

            Hey! Balik lagi sama tulisan gue di blog ini. Semoga lu semua sehat dan bisa juga nikmatin konten-konten yang gue buat. Gila, gue habis rapat nih –saat tulis konten ini. Lumayan puyeng juga kepala ini wkwk –biasa, suka sakit kepala gitu habis rapat. Berasa penuh ini kepala rasanya. O ya. Mau ngomongin masa depan nih. Masa depat kita maksudnya. Hehe. Garing ya? Tahu-tahu nya yang baca konten gue ini cowok. Wew. Ogah juga wkwk. Kita lanjut. Keinginan di masa datang Semua orang pasti punya keinginan di masa depan. Pengen punya pekerjaan, pasangan, ngeraih gelar s 1 atau s 2 nya, bisa jalan-jalan ke eropa, bisa punya motor atau mobil atau jet –kalau emang lu mau dan punya cukup uang. Ada juga yang punya keinginan bisa ngebaca tuntas kitab suci masing-masing –semisalnya yang Kristen mau ngebaca tuntas Alkitab. Bisa juga pengen rilis lagu –kalau lu seorang musisi. Punya penghasilan sedikitnya sepuluh juta/ bulan dan keinginan-keinginan lainnya...

Pertemanan itu cuma sementara

  Halo semuanya. Lagi ngapain nih kalian? Mungkin ada yg lagi kerja atau lagi santai kali ya. Ya apapun itu kegiatan lu, gue berharap lu semua lagi dalam keadaan sehat. Di hari jumat ini --pas tulisan ini digarap-- gue mau tulis lagi nih di blog gue, biar lebih produktif. t eman Menurut lu arti kata teman itu apa? Mungkin lu bakal jawab, “orang yang bakal ada di saat dibutuhkan.” Atau lu bakal jawab, “orang yang bakal ada buat kita karena ada maunya –kalau lu jawab dari sisi negatif” Teman masa kecil Sebagai awal, yuk kita mulai dari pengalaman semasa kecil. Masih ingat enggak sih sama teman-teman di masa kecil dulu? Pengalaman main sepeda bareng, main benteng, sepakbola liga tarkam, main ps 2, polisi-polisan dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu teman kita bertambah nih. Betul, kita mulai bersekolah. Di masa ini akhirnya kita tahu namanya keberagaman. Contoh: lu tahu teman lu ternyata rumah nya jauh. Lu juga tahu ternyata teman lu beda agama sama lu. Yang t...

Menulis di Blog

Intro Waktu pada saat ini – dalam proses menulis konten ini— menunjukan pukul 9:26 WIB. Gue lagi duduk lesehan nih, ditemani meja dan laptop tepat di depan gue. Enaknya bahas apa ya hari ini? Hmmm.. Sembari mikir, bisa kali ya kita lebih siapin diri dulu biar lebih relaks dan luwes. Dengan rapiin benda-benda sekitar kita atau meja kita. Enggak perlu banyak, rapiin dikit aja. Biar lebih enak aja dipandang mata. Udah? Oke kita lanjut. O iya baru-baru ini gue ngelanjutin tulisan gue di blog gue pribadi. Iya gue punya blog pribadi. Kalian bisa cari blog gue dengan kata kunci Julius Panjaitan . Ketemu? Semoga lu bisa nikmatin tulisan gue ya. Mungkin sebagian lu bertanya, “kenapa mau sih jul nulis di blog gitu?” Well. Gue bakal jawab, “ya pengen aja”. Enggak salah kan? Iya kalau ditanya biar apa, enggak ada apa-apa juga sih. Lebih pengen aja. Gue tahu tulisan gue boleh dibilang enggak bagus-bagus amat. Tapi setidaknya, gue udah berusaha berbagi pengalaman dan ilmu –yang enggak sebera...

Yang gue sadari setelah 5 tahun melayani

Syalom. Semoga semua pembaca dalam keadaan sehat dan dijagai oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Menurut gue pribadi, lima tahun melayani adalah judul yang cukup menarik untuk dibaca. Lima tahun mungkin terasa singkat bagi beberapa orang, dan terasa lama bagi sebagian lainnya.  Gue menulis ini, murni, untuk bahan refleksi gue aja. Untuk meninjau, apa yang sudah gue kerjakan dalam pelayanan sebagai orang Kristen. Atau justru, gue selama ini pelayanan bukan melakukan sesuatu yang berarti atau bernilai, tetapi fokus mencari atau menunjukan kehebatan diri gue. Kita –yang sudah dan masih terjun dalam pelayanan-- mungkin pernah bertanya pada diri kita setidak nya satu kali, “Sudah benar belum ya, pelayanan yang gue lakukan?” Atau “Apakah gue sekedar sibuk aja di dalam pelayanan –disibukan oleh diri sendiri, dan lupa akan makna pelayanan itu sendiri– sama seperti kisah Marta dan Maria?” Awal Gue memulai pelayanan di tahun 2016 yang lalu. Gue murni melayani karena suatu nazar yang pern...

Mengenal Genre Musik Blues

  Musik Blues Aliran musik ini berasal dari Amerika dipopulerkan oleh orang Amerika berkulit hitam atau dikenal sebagai Afro Amerika. Musik menjadi bentuk komunikasi mereka sebagai sesama budak di masa itu. Dahulu para Afro ini adalah budak orang Amerika kulit putih (masa dimana masih maraknya kasus rasial atau SARA disana). Tidak ada kejelasan dari daerah mana sebenarnya aliran musik ini secara detail. Satu hal yang pasti memang berasal dari Negeri Paman Sam ini. Kabar beredar ada yang mencap bahwa Blues berasal dari Chicago, Detroit, Missisipi, dan lain-lain. Saya belum menemukan sumber yang tepat dan akurat akan daerah asal lahirnya aliran musik ini.